Monday

The Key of Success






“Manusia paling penakut adalah mereka yang tidak berani bermimpi.”

Sebuah kalimat bijak yang jika kita renungkan dalam juga maknanya. Ada dua hal besar yang terkandung dalam kalimat tersebut,  pertama tentang mimpi. Setiap orang harus punya impian. Beranilah  bermimpi, karena sekedar mimpi saja tidak dibutuhkan modal apapun, dan tidak ada risiko. Mudah sekali untuk bermimpi, semudah membalikkan telapak tangan. Tapi kenapa masih banyak orang takut bermimpi?

Jawabannya ada pada makna kedua dari kalimat tersebut, yakni keberanian. Manusia harus berani bermimpi sebelum punya keberanian dalam bertindak. Tanpa keberanian, tidak akan ada impian dan akibatnya tidak akan ada tindakan apapun. Kalimat bijak itu dengan sangat pas menggambarkan orang yang paling tidak berani adalah yang takut bermimpi.


Nah dalam kesempatan ini, saya ingin mengulas lebih banyak tentang keberanian. Dari sekian banyak  peserta workshop Property Cash Machine yang telah berhasil dan menceritakan kisahnya kepada saya, beberapa telah saya ceritakan dalam buku kedua saya, “Properti Tanpa Modal, 60 Hari Untung 1 Miliar”. Dari berbagai kisah itu, dapat ditarik satu benang merah, yaitu tentang pentingnya keberanian.

Sesama rekan penulis yang ikut workshop PCM beberapa waktu lalu, kembali berani bermimpi dan sangat terinspirasi dengan pernyataan saya, yaitu “Kalau hanya untuk deal dengan penjual, kan tidak perlu mengeluarkan biaya sepeserpun.”

Kalimat itu tertanam di pikiran bawah sadarnya, dan terus menerus mengiang di telinganya. Setiap kali melihat ada properti atau tanah yang menurutnya potensial, ingin sekali untuk segera menawar kepada pemiliknya dan melakukan transaksi. “Deal saja tidak perlu keluar uang, apalagi hanya sekedar tawar menawar,” ujarnya memberikan alasan.

Ketika ada sebuah tanah menganggur di dekat rumahnya, dengan keberanian, ia nekad mengadakan transaksi dengan pemilik tanah. Padahal pada saat itu, ia tidak punya modal sepeserpun. Ternyata, pemilik tanah setuju dengan penawarannya dan ‘deal’. Rekan penulis itu berhasil ‘mendapatkan’ sebidang tanah tanpa uang sepeserpun, dengan ‘deal’ tersebut. Memang belum menjadi miliknya secara penuh, tapi dengan keberanian ‘deal’ itu, satu langkah sudah dilakukan. Tantangan berikutnya adalah menjadikan deal itu, sebagai transaksi sesungguhnya yang menguntungkan.

Anda tahu apa yang terjadi sekarang, 6 bulan setelah ‘deal’ tersebut? Rekan penulis itu kini sudah membangun 5 rumah di atas tanah tersebut, dan kelima-limanya sudah terjual dibeli orang! Ia tinggal menunggu konsumen ke-6 sampai seterusnya, sehingga seluruh lahannya habis terjual. Dengan keberanian tadi, ia sudah berhasil mengatasi salah satu rintangan terbesar, yaitu ketakutan untuk memulai.


Tentu saja, keberanian saja tidak cukup. Kita juga perlu memperhitungkan hal hal lainnya. Keberanian tanpa perhitungan, ibarat seorang tentara terjun ke medan perang, tapi dengan senjata tidak dilengkapi dengan peluru, atau memiliki busur tanpa anak panah. Rekan tadi berani melakukan ‘deal’, karena setelah melakukan sedikit survey, ia yakin akan banyak orang lain yang berminat, jika ia membangun rumah di atas lahan tersebut. Dan perhitungannya ternyata tepat.

Dalam setiap workshop property cash machine yang saya selenggarakan, saya selalu menekankan pentingnya impian dan keberanian untuk mewujudkannya. Memang selalu menjadi diskusi panjang ketika ada orang yang mengatakan, “Berani sih gampang, tapi setelah itu bagaimana?” Atau ada juga yang berkomentar, “Ah kalau berani gitu doang sih saya juga bisa.”

Keberanian dianggap sebagai hal yang biasa karena dianggap ada banyak faktor yang mendukung sehingga menjadi berani. Padahal biasanya faktor pendukung memang biasanya tidak ada pada awalnya tetapi faktor pendukung biasanya muncul setelah setelah sikap berani itu dilakukan.

Dulu saya juga mengandalkan keberanian untuk bisa mencapai kondisi saat ini. Jika dikenang lagi masa-masa sulit, masa penuh perjuangan, maka kadang saya pun heran sendiri. Kok berani beraninya saya melakukan hal-hal tersebut?

Bayangkan, saya pernah hidup di Amerika Serikat selama 2 tahun, bekerja di 3 tempat sekaligus dan tanpa libur seharipun. Ketika tinggal di sana, saya hidup sendirian tanpa ditemani anak dan istri. Mereka saya tinggalkan di Indonesia. Saat mau berangkat ke Amerika, saya tidak punya cukup modal, dan hanya mengandalkan kekuatan fisik saja, karena saya yakin di Amerika akan bekerja di tempat-tempat yang membutuhkan kekuatan fisik. Benar saja, setelah berani pergi ke sana, saya harus menjalani berbagai hal tersebut di atas.

Mengenang masa-masa itu, saya bisa mengambil hikmah, pelajaran dan kesimpulan, bahwa keberanian atau sebagian orang menyebutnya sebagai kenekatan, menjadi salah satu kekuatan saya. Kenapa waktu itu saya sangat berani mengambil keputusan tersebut? Banyak sekali faktor yang berpengaruh, tetapi terutama karena kekuatan sebuah impian yang besar, seperti pepatah mengatakan, “If the Dream Big Enough, the facts don’t count”, saat anda memiliki impian yang cukup besar, maka tantangan yang ada dihadapi dengan jauh lebih mudah.

Keberanian memang bisa muncul dari mana saja. Bisa karena impian yang besar atau mungkin juga karena karakter Anda yang memang pemberani atau bisa saja karena situasi lingkungan dan lain sebagainya.

Jika sekarang Anda belum cukup berani untuk bertindak lebih jauh, khususnya dalam menjalankan investasi properti tanpa modal seperti yang diajarkan Property Cash Machine, segeralah buat impian yang besar, ciptakan kondisi dan alasan, untuk membangunkan keberanian mewujudkannya.

Ingat, seperti kalimat bijak di atas tadi, orang paling penakut adalah yang tidak berani bermimpi. Jika diibaratkan ke investasi properti, maka orang paling penakut adalah yang tidak berani memiliki impian untuk memiliki properti sebagai instrumen investasi terbaik.  So, the question is, HOW BIG IS YOUR DREAM?

Source : http://www.joehartanto.com/kunci-sukses-adalah/

No comments:

Post a Comment

Tiny Finger Point Hand With Heart