Monday

I live in rain

Hari itu hari sabtu. Diawali dengan pagi yang cerah, kujalani hariku seperti biasanya. Kesekolah dengan barang-barang bawaan yang udah kayak ibu-ibu abis belanja dan borong dari pasar -_- Disebelah kanan megang kantong plastik yang gedenya bukan main karna isinya banyak banget. Di sisi lain, leher kram karna sepanjang jalan, dagu nahan replika pagoda biar ga jatoh -_- bener-bener penderitaan di pagi hari -_-
Lucky me, pas nyampe di sekolah ketemu tomi(nama samaran ele) She is my partner my friend my umiii my couple(?) Orang nya baik, ga pelit, lelet -_- tapi sabar banget(dilarang ngefly) Dan sehabis turun dari motor, tanpa pikir panjang tomi langsung bantu bawain barang-barang. Baik banget? ah engga juga, soalnya itu barang-barang buat tugas kelompok kami dan tomi adalah salah satu anggotanya, makanya dibantuin. *Ups ^_^

Bel "anak sekolah" dari chrisye sudah terdengar dan bahkan bel semakin terdengar samar-samar, menandakan pengajian akan dimulai. Dengan langkah yang cepat tapi tidak pasti, aku dan tomi berlari tergopoh-gopoh menuju ruang kelas dengan membawa barang-barang yang menyebalkan itu.
Sesampainya dikelas, pengajian dimulai. Dengan nafas yang masih belum stabil alias 'menges', aku dan tomi duduk, membuka Qur'an lalu mengaji.

Pelajaran pertama dimulai. Belajar biologi bersama bu jam seperti biasanya dan blablablablablablablablabla.
Seharian cuma belajar biologi karena dengan 'berat hati' harus meninggalkan pelajaran karna anak kir, dimensi, dan teater dijadikan peserta seminar atau semacamnya dari fiksi mini palembang. Cukup menyenangkan, dapet sertifikat dan ilmu mengenai sastra.

Setelah seminar(atau semacamnya) langsung kembali ke wirausaha tourguide. As usual, melanjutkan tugas pagoda yang tak kunjung selesai selama hampir 1 bulan -___-
Setelah 2 jam berlalu, bel 'anak sekolah' sudah mulai terdengar kembali. Rasa senang, letih, lesu, malas, jengkel, on-fire, semua campur aduk seperti gado-gado =_=

Dengan langkah yang seperti anak bebek, aku langsung menuju ruang tempat magangnya anak PeKaeS.
Kegiatan rutin di PeKaeS yang biasa dilaksanakan terkoordinir dengan cukup baik saat itu, meski penat menyelimuti -_-
Pukul 15.30, kegiatan berakhir.
Karna hari itu hujan, aku bersama saudara-saudari PeKaeS, menunggu di pos satpam *haha B)

Dan... jengjeng si dia datang haha. Dia adalah seseorang sejenis manusia yang memiliki mata sipit yang menyebalkan dan menjengkelkan sedunia =)) Tapi anehnya... justru dia yang membuat hariku lebih berwarna (warna hitam) wkwkwk :p
Dengan suara yang serak-serak cempreng, dia mengajakku untuk segera pulang. eaaaaaaaaaaaaaaaa. Karna baru pulang dari lomba dan langsung menuju sekolah, jadi si dia tidak membawa si embem bilu alias motornya  -_-

Timbul pertanyaan "jadi pulang naek apa?" --"""

Yah, tidak ada pilihan lain, daripada harus minjem motor orang lain hanya untuk mengantarku pulang, jadi dia memutuskan untuk jalan saja. Tanpa pikir panjang, aku langsung memulai langkahku. Hujan yang cukup deras mengguyuri tubuhku :| Sepanjang jalan, aku disibukkan dengan pikiranku sendiri. Entah apa yang kurasa saat itu, entah apa yang merasukiku hingga aku mau jalan dan rela hujan-hujanan bersamanya e to the a, ea  ~_~

Hujan sepertinya sangat senang melihat kami kebasahan *haha. Semakin jauh kami melangkah, semakin deras pula hujan itu turun -_-
Kami tak banyak bicara sepanjang jalan, yang aku ingat hanya aku yang rewel dengan bajuku yang basah, tentang uang *pada saat dia bertanya layaknya orang nodong zzzzz* dan pada saat ia memintaku untuk memakai jaketnya. whatever
Akhirnya kami tiba dipuncak tujuan (?) Setelah jadi bahan tontonan orang di sepanjang jalan, kami pulang ke arah yang berlawanan menuju rumah masing-masing. Senyumnya seolah melambangkan salam perpisahan sebelum pulang hehehe :p Perasaan malu baru terasa saat itu haha. Dan akhirnya, aku sampai di rumah dipenuhi dengan perasaan yang abstrak -_-





Yeah, I live in rain :)

No comments:

Post a Comment

Tiny Finger Point Hand With Heart