Hanya lelah dan beban yang ia pikul.
Tawa dan gurau yang menyayat hati
Ia balas dengan senyum dan sambutan yang hangat.
Jerit dan tangis yang ia rasakan,
Tak tercurahkan diwajahnya.
Karena yang terlihat,
Hanyalah senyum yang berseri
Yang selalu menghiasi wajah santunnya.
Mungkin,
Aku memang tak bisa mendengar jeritan hatinya.
Aku pun juga tak bisa membaca
Pahit manis hidup yang ia jalani.
Namun,
Aku dapat melihat satu jalan kehidupan,
Yaitu,
Jiwa yang tegar.
Begitu banyak rintangan dan halau yang ia hadapi
Namun ia coba untuk tetap teguh.
Tak tahukah kau,
Pejuangku.
Bahwa aku disini
Menangis haru,
Ikut merasakan deritamu.
Hatimu,
Mungkin bukanlah hati
Yang terbuat dari mutiara yang bersinar lembut.
Jiwamupun,
Mungkin tak sekokoh batu karang di tepi pantai.
Tapi yang kutahu,
Kau begitu kuat
Pejuangku.
No comments:
Post a Comment